Αποτελέσματα Αναζήτησης
Nobel Prize diberikan untuk mereka yang bergelut di bidang fisika, kimia, sastra, perdamaian, dan kedokteran. Berikut 4 orang Indonesia yang pernah dinominasikan untuk menerima Nobel Prize. Baca juga: 5 Indonesian Philantropist That Are Changing The World.
17 Ιουν 2022 · JAKARTA - Indonesia punya banyak sastrawan berkelas dengan ide-ide nasionalisme mereka. Bahkan sejumlah karya sastrawan Indonesia juga mengajarkan emansipasi wanita hingga memunculkan gerakan kesetaraan setiap manusia. Berikut tokoh-tokoh sastrawan Indonesia yang memiliki karya luar biasa. 1. Marah Rusli
20 Μαΐ 2023 · Sejarawan Peter Carey menyebutkan, sekurangnya ada dua orang Indonesia yang sempat berpotensi menerima Nobel: sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang melahirkan tetralogi Buru dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mendorong perdamaian di Aceh.
12 Σεπ 2022 · Berikut tokoh Indonesia yang pernah menjadi nominator Nobel Prize. 1. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden keenam Indonesia ini sempat menjadi kandidat penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Namanya masuk ke dalam daftar setelah berhasil melakukan perdamaian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
12 Οκτ 2024 · Kita selalu merasa lucu ketika seseorang mencanangkan dirinya dalam barisan "permohonan peraih" Nobel. Yang berkembang menjadi gosip adalah kelanjutan dari penabalan seorang oknum sebagai "tokoh sastra" yang konon "melahirkan genre" dalam dunia sastra Indonesia.
27 Ιαν 2016 · HarianBernas.com – Apa yang membuat sastrawan ini disegani dunia? Apa yang ditulisnya sehingga dunia kagum dengan karyanya? Pramoedya Ananta Mastoer adalah salah satu penulis sastra terbaik di Indonesia. Ia juga merupakan sastrawan yang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia.
20 Οκτ 2021 · Kapan Nobel untuk Indonesia. Tentu kita sangat berharap anak-anak bangsa bersemangat menekuni suatu bidang dan bekerja keras agar menghasilkan yang terbaik. Semoga suatu saat nanti akan ada anugerah Nobel untuk generasi unggul Indonesia. Oleh. Diko Ahmad Riza Primadi. 20 Oktober 2021 10:16 WIB · 4 menit baca. TEKS. Kompas.