Αποτελέσματα Αναζήτησης
18 Σεπ 2024 · Batik Rifa’iyah adalah salah satu bentuk seni batik yang unik dan kental dengan nilai-nilai agama Islam. Berasal dari komunitas Rifa’iyah di daerah Batang, Jawa Tengah, batik ini memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari batik-batik lain di Nusantara.
19 Σεπ 2021 · ”Sebelum agama Islam masuk Cirebon, masyarakat dulunya pemeluk agama Hindu dan Buddha. Dalam Islam, ada yang mengatakan bahwa kita boleh menggunakan tradisi lama, seperti gambar-gambar fauna (pada batik).
2 Οκτ 2024 · Kelima, pemakaian batik dalam acara keagamaan. Batik juga sering digunakan dalam upacara-upacara keagamaan Islam di Indonesia, seperti pada acara pernikahan, sunatan, atau perayaan hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Pada momen-momen ini, batik dipakai sebagai simbol kesakralan dan kesederhanaan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2 Οκτ 2024 · Hal ini menunjukkan bahwa seni batik sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk selalu menciptakan sesuatu yang indah dan bermakna. Di samping itu, kesederhanaan dalam Islam juga tercermin dalam batik. Walaupun memiliki motif yang rumit, batik tetap menonjolkan kesederhanaan dalam bentuknya.
2 Οκτ 2024 · Dakwah Melalui Seni Batik : Seiring dengan penyebaran agama Islam, batik menjadi salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan ajaran Islam kepada masyarakat. Seni batik, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, digunakan sebagai alat dakwah yang halus dan tidak konfrontatif.
2 ημέρες πριν · Budayawan Lasem Edi Winarno menjelaskan bahwa motif batik kuno yang ada di Lasem hanya kawung. Namun seiring berjalannya waktu, motif batik Lasem sangat bervariasi. “Mulanya itu ada hanya motif kawung. Namun, karena Lasem yang warganya sangat heterogen, banyak pengaruh dari etnis dan agama lain yang mempengaruhi inovasi motif batik itu, maka ...
2 Οκτ 2024 · Makan batik (ba’-titik) yang terinspirasi dari simbolisme Al-Qur’an yakni huruf Ba’ lafadz Basmalah. Menurut Syekh Sayid Bakari al-Makki bin Sayid Muhammad Syatho ad-Dimyati menjawab pertanyaan ini dalam kitabnya Kifayatul Atqiya wa Minhajul Asyfiya; بِيْ كَانَ مَا كَانَ وَبِيْ يَكُوْنُ مَايَكُوْنُ فَوُجُوْدُ الْعَوَالِمِ بِيْ.