Αποτελέσματα Αναζήτησης
Permasalahan penelitian dipilah ke dalam sembilan bagian, yaitu (1) proses morfologis, (2) kata kerja, (3) kata benda, (4) kata sifat, (5) kata tambahan, (6) kata bilangan, (7) kata majemuk, (8) perubahan bunyi, dan (9) perubahan morfofonemik.
dalam bahasa Jawa dialek Tegal dan fungsi serta makna yang muncul setelah mengalami proses afiksasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa verba dapat terbentuk melalui proses afiksasi baik itu berasal dari verba, nomina, adjektiva, adverbial, dannumeralia. Bentuk afiks verba dalam bahasa Jawa dialek Tegal adalah afiks ng-, m-, n-, ny-, di-, ke ...
verba bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, peneliti menemukan bahwa verba bahasa Jawa memiliki kemiripan dengan verba bahasa Indonesia. Afiks yang terlibat dalam pembentukan verba bahasa jawa adalah n-,di-,ke-,-i,-en,ka--an, dan n—i. Verba bahasa Jawa yang mirip dengan bahasa Indonesia adalah di-,-i,dan ka—an. Verba bahasa Jawa
Hasil penelitian ini mendeskripsi penanda morfologi bahasa Jawa dialek Rembang dalam proses afiksasi, reduplikasi, pemendekan, dan modifikasi internal.
Analisis kontrastif adalah suatu metode analisis pengkajian kontrastif, ini menunjukan kesamaan dan perbedaan antara dua bahasa dengan tujuan untuk menemukan prinsip yang dapat diterapkan pada masalah praktis dalam pengajaran bahasa atau terjemaannya. . be. a jar baha. II. PEMBAHASAN. 2.1 FONOLOGI.
Infiks atau seselan yaitu imbuhan yang dilekatkan di tengah kata atau di awal kata. Afiks dalam bahasa Jawa ada empat yaitu: {-um-}, {-in-}, {el-}. dan –{er-}. 1. Infiks {-in} Bentuk verba infiks {-in-} termasuk verba pasif. Verba bentuk {-in-} dipergunakan jika pelaku tindakan orang ketiga, baik tunggal maupun jamak.
1 Δεκ 2008 · The study examines the local discernment of Javanese community in Central Java, DIY, and in East Java, viewed from the work of farmer and fisher which is reflected in their expression and...