Αποτελέσματα Αναζήτησης
9 Σεπ 2021 · Sinopsis Bumi Manusia. Seperti dikutip Ensiklopedia, Bumi Manusia mengikuti kehidupan Minke, siswa HBS atau sekolah menengah atas dengan pengantar bahasa Belanda. Minke—yang merupakan satu-satunya orang Indonesia di antara siswa Belanda—mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana karena ia keturunan priayi.
- Ringkasan Novel Bumi Manusia, Tokoh, dan Kesimpulannya - Tirto.ID
Ringkasan isi novel Bumi Manusia mengambil latar belakang...
- Ringkasan Novel Bumi Manusia, Tokoh, dan Kesimpulannya - Tirto.ID
25 Νοε 2023 · Ringkasan isi novel Bumi Manusia mengambil latar belakang masa pemerintahan kolonial di Hindia Belanda, dengan menghadirkan konflik-konflik sosial, kelas, dan politik, yang kompleks. Ceritanya berfokus pada tokoh utama bernama Minke, keturunan priyayi yang bisa mengakses sekolah Belanda HBS.
Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Pulau buru yang menceritakan tentang pertentangan batin yang dialami seorang intelektual Indonesia pada masa pra-kemerdekaan bernama Minke (terinspirasi dari RM Tirto Adisuryo).
3 ημέρες πριν · Untuk lebih mendalami ceritanya, sinopsis novel Bumi Manusia menjadi informasi yang menarik diketahui. Novel Bumi Manusia termasuk salah satu bagian dari tetralogi Pulau Buru. Karya ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1980 dan memicu berbagai polemik bagi beberapa pihak, sehingga harus dilakukan pembebasan karya pada masa orde baru.
Bumi Manusia (bahasa Inggris: This Earth of Mankind[1]) adalah buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980. Buku ini ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika masih mendekam di Pulau Buru.
16 Σεπ 2022 · Novel Bumi Manusia adalah novel fenomenal yang memegang peranan penting dalam dunia sastra Indonesia. Berikut ini sinopsis novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
7 Σεπ 2009 · Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980. Buku ini ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika masih mendekam di Pulau Buru.
