Αποτελέσματα Αναζήτησης
FUNGSI TARI SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN. (The Function of Dance as A Performing Art) Oleh : Endang Ratih E.W* Abstrak. Fungsi tari dalam kehidupan manusia, dapat dibedakan menjadi empat, yaitu tari sebagai sarana upacara, sebagai hiburan, seni pertunjukan, dan sebagai media pendidikan.
Umumnya tari tradisional mengandung nilai-nilai filosofis seperti keagamaan, kepahlawanan, dsb. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah. Tari tradisional di Indonesia terbagi atas dua, tari rakyat dan tari klasik (keraton). a.
Jazuli (1994 : 43 - 46) mengatakan bahwa fungsi tari diantaranya adalah tari untuk upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai pertunjukan, dan tari sebagai media pendidikan. a. Tari Untuk Sarana Upacara . Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1.1. Upacara keagamaan yaitu jenis tari-tarian yang digunakan dalam
Fungsi pendidikan tari ditunjukan kepada (1) halusnya budi, (2) cerdasnya otak, (3) sehatnya badan. Cote (2006) menyebutkan studi tentang tari sebagai seni merupakan hal yang penting dalam lingkungan pendidikan. Karena hal tersebut dapat memenuhi mandat pendidikan yaitu, pendidikan holistik dan pembelajaran seumur hidup.
Abstract. Fungsi tari dalam kehidupan manusia, dapat dibedakan menjadi empat,yaitu tari sebagai sarana upacara, sebagai hiburan, seni pertunjukan, dansebagai media pendidikan. Antara keempat jenis tari yang berbeda-bedafungsinya tersebut, masing-masing mempunyai ciri atau kekhasantersendiri.
Tari yang muncul di sekitar masyarakat biasanya ada dan berasal dari masyarakat itu sendiri. Dari sekian banyak kekayaan seni budaya Indonesia, tari adalah salah satu bidang seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tari dalam kehidupan sosial masyarakat memiliki tiga fungsi utama yaitu tari
Dokumen tersebut membahas sejarah dan fungsi seni tari di berbagai belahan dunia dan Indonesia. Secara singkat, seni tari berkembang sejak zaman prasejarah untuk ritual keagamaan dan hiburan, lalu berkembang pada zaman Hindu-Buddha sebagai bentuk pemujaan dewa.